Pemerintah sejak 2 hari lalu mengumumkan kalau BBM akan turun harga 15 Januari 2009. turun harga ini adalah yang ke-2 kalinya sejak bensin harga Rp. 6.000. Jadi harga bensin kembali pada harga tahun lalu Rp. 4.500..... Alhamdulliah....
Siapa yang paling untung?....
Orang yang paling untung adalah orang yang punya mobil, yang praktis adalah orang ekonomi menegah keatas. Gimana dengan bangsa ini pada umumnya? jawabannya, masih sama saja, melarat. Melarat harta, iman dan mental.
Ini faktanya:
- Sekali harga barang 'sembako' dan sejenisnya naik, gak akan pernah mau turun apapun alasannya, sehari untung sejuta siapa yang rela jadi cuma bisa dapet untung 800ribu? walaupun margin dapat tetap sama buat pedagang, kebiasaan orang kita adalah melihat omset... bener gak?
- ongkos angkutan umum hanya akan turun sekitar 5-7,5 % walaupun bensin sudah turun 25% dari harga 6.000, karena yang turun harga bensin-nya, harga sembako buat bapak supir dan keluarga, harga sparepart, ban dan 'pungli' gak mau turun karena alasan pertama diatas. dan biaya bensin cuma 30-40% dari komponen biaya angkutan umum.
- Harga barang hasil produksi baru akan turun 40-60 hari setelah hari ini, karena barang yang diproduksi hari ini di pabrik dan diangkut dengan harga solar yang baru, baru sampai di warung sebelah rumah kita 40-60 hari lagi... itupun kalau cepet laku...
- Harga barang hasil produksi gak akan turun banyak paling cuma 1%, karena jumlah solar bersubsidi yang dipakai untuk barang itu sampai ke warung sebelah rinciannya sbb:
- -- Biaya angkutan per satuan barang 10% dari harga barang
- -- biaya BBM dari angkutan itu cuma 40% nya
- -- penurunan harga BBM 25%
- -- jadi 10% x 40% x 25% = 1% ---- nah lo.....
Memang begini kalau harga BBM turun... angkanya dikecil kecil-in dan cuma orang yang 'pinter' matematika yang bisa ngitung, tapi kalau harga BBM naik, mas mas yang dagang dipasar mendadak jadi pinter berhitung harga naik 30% karena BBM naik 30%..... nah lo......
padahal kan harus nya hitung maju dan hitung mundur hasilnya sama.....jadi kalau gak mau bangsa ini melarat lahir batin, coba mulai dari diri kita:
- kalau kita pembeli, tawar barang barang sekejam mungkin supaya harga pasaran turun, dan kalau bisa dan harus bisa beli barang buatan Indonesia... jangan made in china ato made in EU melulu... apalagi made in amrik.... karibnya Israel...
- kalau kita pedagang, tahu diri dong, biarpun omset kelihatannya turun, tapi margin kan tetep 20% alias untungnya masih sama, kan modal beli nya juga turun, paling kurang2 dikiiit... itung itung amal dan biar pembelinya tambah banyak
- Kalau kita pengusaha / punya pabrik, HPP nya turunin duong... lagian bayar pajaknya kan jadi berkurang... sekalian saingan dengan produk tetangga / alias impor...
- Kalau kita Pemerintahan... kasih kemudahan dan insentif....
- Jangan pake Bank Bank impor, pake bank asli negeri sendiri, supaya dana dana nya gak ditarik keluar negeri seperti krismon 1997-1998
Nah kalo semua orang sudah begitu... InsaAllah harga barang turun, stabil, inflasi dikit dan nilai rupiah naik dan stabil....
..